Banyak yang terjadi dalam hidupku sbulan belakangan ini. Peristiwa-peristiwa tidak menyenangkan yang secara otomatis mengubah hidupku serta pola pikirku. Terjatuh berkali-kali sebelumnya seperti tidak bisa membuatku merasakan hidup yang lebih baik. Aku tidak bisa lebih berguna sebulan ini. Padahal dengan sombongnya aku berjanji tak akan jatuh untuk sekian kali. Sepertinya Tuhan mengujiku untuk membuktikan apakah aku bisa menepati janjiku itu. Dan aku hanyalah manusia yang hanya bisa berdiri diatas kesombongan. Klise!
Berada dalam keadaan ini sungguh merupakan suatu beban. Beban yang harus kutanggung sendiri walau memang aku percaya satu dua orang untuk mendampingiku menghadapi ini. Tapi bukankah ini hidupku, jadi spenuhnya menjadi tanggung jawabku. Masalah-masalah ini datang bahkan sebelum aku berumur 18tahun. Sehingga sepertinya psikologisku tidak bisa beradaptasi secara cepat dengan masalah-masalah itu. Dan sekarang problema terbesarku adalah memilih dari sekian banyak pilihan untuk hidup yang aku tidak bisa memperkirakan bagaimana dan dimana ujung ceritanya.
Hidup memang tidak bisa diprediksi. Aku tak pernah tau bagaimana keadaanku esok pagi. Membuka mata dengan keadaan masih utuh atau malah sebaliknya, entahlah. Dan seharusnya aku sadar dari awal pernyataan itu. Sadar betapa kehati-hatian atas ketidakpastian hidup itu perlu. Dan agaknya manusia sombong bernama fika telah melupakan semuanya demi kesenangan duniawi sebulan yang lalu. Dan apa akibatnya? Haha duniawi itu tidak akan pernah abadi kawan.
Dan sekarang aku mencoba untuk terus bertahan disini. Menyelami makna kehidupan ini dengan pola pikir yang telah terbentuk atas benturan-benturan hidup yang telah menimpaku selama ini. Walaupun aku rasa susah bertahan tanpa ada yang bisa menopang dan menjadikannya sebuah alasan mengapa aku masih bertahan. But i'll try to survive here although i stand alone. I'll try to face this unpredictable life with my own way ..
Berada dalam keadaan ini sungguh merupakan suatu beban. Beban yang harus kutanggung sendiri walau memang aku percaya satu dua orang untuk mendampingiku menghadapi ini. Tapi bukankah ini hidupku, jadi spenuhnya menjadi tanggung jawabku. Masalah-masalah ini datang bahkan sebelum aku berumur 18tahun. Sehingga sepertinya psikologisku tidak bisa beradaptasi secara cepat dengan masalah-masalah itu. Dan sekarang problema terbesarku adalah memilih dari sekian banyak pilihan untuk hidup yang aku tidak bisa memperkirakan bagaimana dan dimana ujung ceritanya.
Hidup memang tidak bisa diprediksi. Aku tak pernah tau bagaimana keadaanku esok pagi. Membuka mata dengan keadaan masih utuh atau malah sebaliknya, entahlah. Dan seharusnya aku sadar dari awal pernyataan itu. Sadar betapa kehati-hatian atas ketidakpastian hidup itu perlu. Dan agaknya manusia sombong bernama fika telah melupakan semuanya demi kesenangan duniawi sebulan yang lalu. Dan apa akibatnya? Haha duniawi itu tidak akan pernah abadi kawan.
Dan sekarang aku mencoba untuk terus bertahan disini. Menyelami makna kehidupan ini dengan pola pikir yang telah terbentuk atas benturan-benturan hidup yang telah menimpaku selama ini. Walaupun aku rasa susah bertahan tanpa ada yang bisa menopang dan menjadikannya sebuah alasan mengapa aku masih bertahan. But i'll try to survive here although i stand alone. I'll try to face this unpredictable life with my own way ..